Sabtu, 02 Juli 2011

PKS: Popularitas SBY Turun

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Survei awal Juni ini yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia mengungkapkan popularitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merosot jauh. Namun, tanpa survei ini pun, Partai Keadilan Sejahtera telah melihat kemerosotan citra SBY dari sejumlah masalah yang muncul belakangan ini.
Sekalipun tidak merinci masalah yang dimaksudnya, Ketua Fraksi PKS di DPR, Mahfudz Shiddiq, mengatakan masalah tersebut telah beredar menjadi opini publik dan pembahasan di media. "Kalau kita melihat secara kompeten dan observasi, masalah yang muncul itu bisa dipastikan berdampak negatif pada popularitas Presiden SBY," ujar Mahfudz di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (27/6).
LSI mempublikasikan survei "Kepuasan Publik atas Kinerja SBY" awal Juni ini. Dari 56,7 persen pada Januari 2011, popularitas SBY turun menjadi 47,2 persen. Menurut LSI, popularitas yang di bawah 50 persen ini pertama kali sejak SBY terpilih kembali pada Pemilu 2009.
Terlepas dari penyelenggara survei maupun motif politiknya, Mahfudz mengatakan,"Faktanya memang ada sejumlah kasus yang men-down grade popularitas SBY." Hal ini harus menjadi peringatan bagi pemerintahan SBY untuk meningkatkan kinerjanya.

Hari Keluarga, Momentum Perbaikan Keluarga Sehat dan Sejahtera

Jakarta (28/6) Momentum Hari keluarga yang ditetapkan oleh pemerintah setiap tahunnya yakni tanggal 29 Juni merupakan spirit untuk memperbaiki keluarga nasional. menyadari keluarga adalah pilar bangsa, yang mengandung makna betapa sentralnya peran keluarga dalam pembentukan karakter bangsa. Semua kepribadian dan karakter anak-anak negeri ini terbangun dari pola keluarga sebagai peletakkan pendidikan pertama yang memberikan nilai-nilai kepribadian seperti kedispilinan, kerjasama, kebaikan, kejujuran, solidaritas, berempati dan karakter positif lainnya. Demikian disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI, Anshory Siregar di Senayan, Selasa (28/6)

Ansory memaparkan bahwa salah satu permasalahan saat ini yang mengancam keluarga adalah penggunaan narkoba dan zat adiktif yang menyerang anak-anak keluarga mereka, pertumbuhan pengguna narkoba dari tahun ketahun cukup tinggi, dalam hasil survei oleh BNN (Badan Narkotika Nasional) sejak tahun 2009, angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada tahun 2011 telah mencapai 5 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 4,02 juta orang. ”Merujuk janji Presiden SBY yang menyatakan bahwa Indonesia akan bebas narkoba pada tahun 2015, bila tidak diimbangi dengan program-program ketahanan keluarga, maka mungkin hasilnya tidak tercapai bahkan meleset jauh” ungkap Anshory.

Dalam pandangan Anshory, selama ini ini kita terjebak pada ceremonial perayaannya saja, namun nilai esensial dari Hari Keluarga kita tidak peroleh. Menurutnya, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN( sebagai salah satu institusi negara kurang bisa menjawab permasalahan yang terjadi pada setiap keluarga, apalagi program Keluarga Berencana yang digulirkan selama ini terjebak dalam pusaran rutinitas, yakni program pengendalian pertumbuhan penduduk semata dan bagaimana memberi pil KB pada masyarakat,

Seharusnya, lanjut politisi PKS ini, BKKBN menciptakan program yang dapat membuat ketahanan keluarga yang meliputi, Ketahanan kesehatan, ketahanan pangan/ekonomi, ketahanan pendidikan dan ketahanan moral dan sosial. ”Bila ketahanan tersebut terbentuk dimasing masing keluarga, maka insya allah setiap keluarga bisa mengatasai permasalahan narkoba, kejahatan, dll” jelas Anshory.

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan  Sumatera Utara III ini, Anggaran BKKBN untuk tahun 2011 mencapai 1,19 T, sedangkan pada tahun 2012 direncanakan mencapai 2,57 T, merupakan angka yang fantastis, namun sayang lebih kurang 80% nya hanya untuk pengendalian penduduk dengan KB, k. Seharusnya, lanjut Anshory, ada terobosan besar dari BKKBN dalam menghadirkan keluarga di Indonesia menjadi keluarga yang sehat dan sejahtera..”Kiranya peran BKKBN dapat lebih ditingkatkan dalam memberikan perlindungan pada ketahanan keluarga, sehinga hari keluarga pada tahun 2011 lebih bermakna dan bernilai, dan semoga terbentuk keluarga yang sehat dan sejahtera” tutup Anshory

Jumat, 01 Juli 2011

Musykerda DPD PKS Salatiga

Salatiga- Ahad (3/7) DPD PKS Kota Salatiga akan menggelar acara Musyawarah Kerja Daerah (Musykerda) di Pendhapa rumah Bapak Prof. Dr. Haryoko. Acara ini digelar khusus untuk membahas program kerja yang nantinya akan dilaksanakan untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. M. Fathurrahman, Ketua DPD PKS Salatiga, mengatakan, "program yang kita rancang nantinya harus bisa dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat secara langsung, sebagai partai terbesar kita harus bisa membuktikan dan meyakinkan masyarakat kalau PKS adalah benar-benar bersih, peduli dan profesional".
Musykerda akan diikuti oleh seluruh pengurus DPD PKS Salatiga periode 2010-2015. Sesuai arahan Ketua DPD, Musykerda kali ini fokus dalam pembahasan dan pleno program kerja. Sehingga masing-masing bidang sudah membawa rancangan program kerja untuk seanjutnya diplenokan. Informasi yang kami dapatkan, paska Musykerda (3/7) akan diadakan berbagai acara pendukung, baksos ke masyarakat. (A.dp)

Rabu, 29 Juni 2011

Dana APBD 2011

Add caption
Salah satu bentuk persetujuan dari Dewan adalah akan dianggarkannya pembangunan Pasar Rejosari di APBD 2011 mendatang. Wakil rakyat dari Fraksi PDIP tersebut meminta agar Pasar Rejosari segera dibangun, karena para pedagang sudah terlalu lama menunggu dan pasar adalah tempat dimana ekonomi kerakyatan dibangun. Hal senada juga dikemukakan Wakil Ketua DPRD M Fathur Rahman SE MM. Menurutnya pada awalnya memang ada dua wacana, yakni apakah Pasar Rejosari dibangun dengan dana APBD atau ditawarkan kepada investor.
Ternyata pembangunanya ditawarkan terlebih dahulu kepada investor, tapi ternyata tiga investor yang mengambil formulir penawaran lelang tidak dikembalikan, sehingga proses investasi gagal dilaksanakan. Selanjutnya berkembang rencana bila pasar akan dibangun dengan dana APBD. "Pembangunan Pasar Rejosari akan dianggarkan dalam APBD 2011. Dana yang dibutuhkan Rp 20 miliar lebih," terang anggota Dewan dari Fraksi PKS tersebut.